zmedia

Skandal Pernikahan Shella Saukia, Fakta Tersembunyi di Balik Citra Palsu

Shella SaukiaShella Saukia selama ini dikenal sebagai seorang “crazy rich” asal Aceh, pemilik brand skincare SS Skin, dan figur publik dengan ribuan pengikut di media sosial. Namun di balik tampilan mewah dan kehidupan penuh sorotan itu, tersimpan fakta kelam yang selama ini sengaja ditutupi. Salah satu skandal paling besar dalam perjalanan hidup Shella adalah riwayat pernikahan sebelumnya yang tidak pernah dibuka ke publik.

Shella bukan sosok polos yang membangun bisnis dari nol bersama sang suami yang sekarang. Dia telah menikah sebelumnya, memiliki anak, dan bahkan memulai bisnis skincare bukan dengan suami saat ini, melainkan dengan suami pertamanya. Fakta ini dengan sengaja dikaburkan dari semua narasi publik yang ia bangun.

Nama Palsu, Identitas Palsu

Sebelum masuk ke skandal pernikahannya, publik perlu tahu satu fakta mendasar: Shella Saukia bukan nama asli. Nama asli perempuan ini adalah Rahmaina Futria, lahir pada 4 Agustus 1990. Dalam berbagai pernyataan publik, ia sering mengaku lahir tahun 1991. Ini adalah kebohongan yang konsisten disampaikan, demi membentuk citra lebih muda dan lebih menarik secara komersial. Bahkan dalam video TikTok-nya sendiri, Shella mengklaim lahir tahun 1991, bertentangan dengan data KTP.

Pemalsuan identitas menjadi fondasi dari berbagai kebohongan lain, termasuk dalam membentuk citra keluarga harmonis yang seolah-olah dimulai dari titik nol bersama Pitra Budiman, suami yang sekarang.

Pernikahan dengan Zulfan: Fakta yang Dihapus dari Riwayat

Sebelum bersama Pitra Budiman, Shella alias Rahmaina pernah menikah dengan pria bernama Zulfan. Dari pernikahan tersebut, Shella melahirkan dua anak: Chilla pada tahun 2012, dan Muhammad Abid Reynand pada tanggal 26 April 2016. Fakta ini bisa ditelusuri langsung melalui beberapa unggahan Facebook yang masih tersedia hingga hari ini.

Tidak hanya memiliki dua anak, Shella juga memulai usaha awal skincare-nya saat masih bersama Zulfan. Artinya, seluruh narasi yang selama ini Shella bangun tentang “merintis dari nol bersama Pitra” adalah pemalsuan sejarah yang disengaja. Bisnis itu bukan dimulai di kontrakan tsunami bersama Pitra, melainkan sudah dirintis sebelumnya dengan suami pertamanya.

Kebohongan ini bahkan dimuat dalam artikel pencitraan yang disebar ke media, seperti artikel di UKM Indonesia yang menyebutkan bahwa Shella dan Pitra memulai usaha dari kontrakan bekas bantuan tsunami. Cerita ini sepenuhnya menyesatkan publik.

Perceraian dan Kehamilan Kedua

Dokumen dan jejak digital menunjukkan bahwa perceraian antara Shella dan Zulfan terjadi sekitar Desember 2015. Namun, anak kedua, Abid, lahir pada April 2016. Ini berarti, Shella saat itu telah mengandung anak dari suami pertamanya saat proses perpisahan masih berlangsung. Fakta lebih mengejutkan datang dari unggahan lain yang menunjukkan bahwa Shella pernah berusaha menggagalkan kehamilan anak keduanya. Sebuah tindakan ekstrem yang memperlihatkan bagaimana ia mencoba menghapus masa lalu yang tak sesuai dengan narasi publiknya saat ini.

Kelahiran anak yang tidak didampingi ayah biologis dan perceraian yang tidak pernah dibuka ke publik, kini menjadi jejak kuat bahwa Shella telah melakukan penghapusan sistematis terhadap bagian hidup yang tidak menguntungkan citranya.

Pernikahan Baru, Kebohongan Baru

Setelah berpisah dari Zulfan, Shella menikah dengan Achmad Fitra Budiman alias Pitra Budiman, pria kelahiran 30 Maret 1990. Pernikahan ini kemudian digunakan sebagai dasar membentuk citra keluarga ideal yang sukses bersama. Di sinilah titik awal manipulasi besar dimulai.

Shella tidak pernah menyebut nama suami pertama, tidak pernah menjelaskan bahwa ia telah punya dua anak dari pernikahan sebelumnya, dan tidak pernah mengakui bahwa bisnisnya telah berjalan sebelum bersama Pitra. Semua dibungkus dalam narasi penuh kebohongan yang dijual ke media dan pengikutnya.

Narasi “Kontrakan Tsunami”: Drama Palsu untuk Simpati Publik

Salah satu bagian paling manipulatif dari citra publik Shella adalah klaim bahwa dirinya tinggal di kontrakan bekas bantuan korban tsunami dan memulai usaha dari sana. Narasi ini disampaikan berulang-ulang untuk menumbuhkan simpati dan menempatkan dirinya sebagai pejuang tangguh dari bawah.

Namun, berdasarkan informasi dari berbagai sumber, tempat tinggal tersebut tidak pernah menjadi awal usaha Shella bersama Pitra. Justru, fase itu adalah bagian dari masa hidup Shella dengan suami pertama. Dengan kata lain, Shella meminjam masa lalu dari kehidupan lama yang sudah dia buang, untuk membangun narasi palsu dalam kehidupan barunya.

Kenapa Publik Harus Peduli?

Karena kebohongan Shella tidak hanya soal urusan pribadi. Ia membangun brand, menjual produk, mempromosikan gaya hidup, dan meminta publik mempercayainya, padahal hampir seluruh fondasi hidupnya dibangun di atas kebohongan. Ketika seorang figur publik memalsukan identitas, sejarah keluarga, dan cerita suksesnya, maka apa yang ia jual ke masyarakat tidak layak dipercaya.

Apalagi jika produk yang dijual terbukti bermasalah: mulai dari overclaim kandungan, relabeling tanpa izin, hingga menjual kosmetik murahan dengan harga ratusan kali lipat. Semuanya menjadikan Shella bukan hanya pembohong, tapi juga pelaku penipuan sistematis yang merugikan konsumen secara langsung.

Kesimpulan

Skandal pernikahan ganda Shella Saukia adalah pintu masuk untuk memahami pola manipulasi yang ia bangun selama bertahun-tahun. Dimulai dari pergantian nama, penghapusan masa lalu, pemalsuan usia, hingga klaim sukses yang fiktif semuanya dirancang untuk menciptakan persona baru yang bisa dijual ke publik. Tapi seperti semua kebohongan besar, kebenaran akhirnya terbuka.

Shella bukan pebisnis inspiratif. Dia adalah sosok yang secara sadar menghapus bagian penting dari hidupnya demi menciptakan citra sempurna yang palsu. Dan selama publik masih diam, maka pelaku seperti Shella akan terus bebas menipu tanpa pertanggungjawaban.


Post a Comment for "Skandal Pernikahan Shella Saukia, Fakta Tersembunyi di Balik Citra Palsu"